Rabu, 03 Februari 2016

Marugame Udon

Marugame Udon adalah salah satu restoran Jepang yang lumayan populer di kalangan pecinta kuliner. Marugame Udon telah tersebar di beberapa Mall dan juga tersedia di beberapa kota-kota besar. Salah satu alasan mengapa banyak sekali orang yang menyukai restoran ini adalah karena sajian yang diberikan adalah makanan khas dari Jepang, yaitu udon. Udon memiliki tekstur lembut dan tebal yang memberikan nilai tersendiri yang tidak didapati di jenis mie lainnya. Ketika seseorang hendak memesan sebuah menu, maka akan ada banyak sekali pilihan kuah yang akan disirami ke dalam mangkuk. Tidak hanya itu,  konsumen juga dapat memilih daging yang akan disajikan di atas udon. Banyaknya ragam penyajian merupakan salah satu faktor dari ramainya pengunjung restoran Marugame Udon. Alasan lain yang mendorong orang-orang untuk makan di restoran ini dikarenakan konsumen diberikan kebebasan dalam mengambil bumbu, sambal, daun bawang, jahe, dan juga krispi dari tempura. Teh ocha adalah minuman favorit di tempat ini dikarenakan rasa dan aroma teh nya memberikan kenikmatan sendiri setelah memakan udon. Teh ocha sendiri tersedia dalam kondisi dingin dan hangat, dan yang lebih menarik lagi adalah bahwa teh nya dapat di refill sepuas konsumen. Dilihat dari tempat, restoran ini cukup nyaman dikarenakan tempatnya yang didesain sedemikian rupa sehingga ada ruang yang cukup antar meja. Kursi-kursi dan meja-meja yang ada di restoran ini juga terlihat khas dari Jepang, yang memberikan konsumen suasana atau kesan berada di Jepang. Harga yang terbilang cukup terjangkau, sekitar Rp 50.000,00 – Rp 100.000,00, membuat konsumen menjadi terdorong untuk datang lagi dan lagi ke restoran Jepang ini. 

Jumat, 22 Januari 2016

Chicken Teriyaki khas Lorong Jaya

Lorong Jaya? Apa sih? Nama tempat atau restoran? Foodie mania tenang aja, yang namanya kuliner itu dimana saja dan kapan saja, dan nggak harus mahal. Nah kali ini foodilesia mengajak para pembaca ke daerah Kebon Jeruk, tepatnya di samping Kampus Binus Anggrek. Ada satu tempat makan yang paling digemari anak-anak kampus, yaitu Lorong Jaya. Di Lorong Jaya ini, kalian dapat menemukan segudang sajian makanan (banyak penjual makanan maksudnya), seperti aneka bakmi dan nasi goreng, aneka soto, dan aneka lauk lainnya dengan harga yang  tidak termasuk mahal, hanya berkisar antara 7 ribu- 20 ribu (cocok untuk kantong mahasiswa). Selain itu, ini yang penting, porsinya buanyaak ^^

Saya pun memutuskan untuk membeli makanan di Lorong Jaya. Saking bingungnya saya sampai mondar- mandir di sepanjang lorong untuk membaca ulang menu di setiap stand makanan. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli Chicken Teriyaki ala Lorong Jaya tersebut. Dengan kecepatan tangan si penjual, sajian pun siap.Memang menggiurkan untuk langsung dinikmati. Campuran ayam, aneka baso, irisan sosis, dan paprika menambah keramaian menu utama disertai dengan saos teriyaki yang menggugah selera. Selain itu juga ditambahkan juga pangsit goreng sebagai pelengkap yang nggak kalah penting untuk menemani makan siang kali ini (sebagai pengganti kerupuk). Harga satu porsi Chicken Teriyaki ini adalah 13 ribu rupiah saja. Selain harganya terjangkau, porsinya pun bikin kenyang. Tunggu apa lagi ^^


Minggu, 17 Januari 2016

Shirayuki "White Snow"

Berapa banyak gerai makanan Jepang di Indonesia, khususnya di ibukota Jakarta? Tentunya banyak sekali jumlahnya. Masih menjelajah Ibukota, tepatnya di salah satu restoran di Jakarta Barat. Shirayuki “white snow” menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung. Mengapa? Penyajian makanan yang unik sehingga mengundang keingintahuan orang dalam mencicipi hidangan tersebut. selain tempatnya strategis karena banyak dilalui orang, juga bentuk-bentuk unik cara penyajiannya. Saat melihat menu, banyak sekali menu yang menarik untuk dicoba, membuat saya dan partner bingung mau memesan apa. Akhirnya kami memutuskan untuk memesan dessert Chocolate Parfait. Ketika pesanan kami disajikan (foto), waiter menyalakan sebatang kembang api sebagai penghias parfait. Nah, disinilah daya tarik pengunjung untuk mengabadikan moment menyalanya kembang api. Saya pun ikut mengambil foto bersama hidangan Shirayuki tersebut. 




Campuran chocolate ice cream, jelly, mochi, cornflakes dan red velvet di dalam sajian, membuat saya menjadi ingin makan lagi. Harganya memang terbilang cukup mahal. Chocolate parfait yang saya pesan tadi harganya Rp 38.000 (belum termasuk pajak + service), tetapi worth it kok dengan hidangannya. Selain itu masih banyak menu-menu lain yang menggugah mata dan selera. Hehehe.. Ada juga gulali (kapas) berbentuk boneka salju dengan hiasan topi, mata, mulut memakai rumput laut. Banyak orang tergiur untuk datang ke tempat ini untuk mengabadikan moment unik bersama dengan keluarga, teman, pasangan ditemani hidangan yang nggak kalah uniknya . Meskipun mahal, tetap banyak pengunjung , loh. Nah untuk yang mau mencoba lezatnya hidangan Shirayuki ini atau mau mengabadikan foto unik,  dapat berkunjung ke alamat di bawah ini.

Mall Taman Anggrek, unit G123 (ground floor)
Jl. Lejen S.Parman kav. 21
Jakarta Barat

Selamat mencoba :)

Sabtu, 16 Januari 2016

Yakitori ala Indonesia



Yakitori “Sate ayam” di setiap negara tentu mempunyai ke-khasan masing-masing. Dari proses pembuatannya, cara penyajiannya, juga rasanya. Sate ayam pada umumnya dibuat dengan cara daging ayam yang sudah dipotong kecil ditusuk dengan lidi panjang (panjang 1 lidi ± 18 cm, terbuat dari bambu, diameter tergantung masing-masing negara). Beda negara, beda juga cara penyajiannya. Umumnya, pembuatan yakitori di Jepang lebih menggunakan pemanggang (seperti di gambar). Size yakitori Jepang terlihat lebih besar dan daging dipotong kecil berbentuk persegi panjang (seperti gambar)






Lain halnya dengan Yakitori ala Indonesia. Kekhasan yakitori ala Indonesia adalah rasa dari racikan bumbu kacang yang begitu menggelitik lidah. Selain itu, sebagai pelengkap hidangan utama, bisa ditambahkan ketupat sebagai pengganti nasi. Pada tanggal 8 Januari (Jumat) lalu, saya bersama partner hunting makanan di sekitar Binus Square (BS). Mata saya langsung menangkap tulisan “Sate Ayam Madura” pada 1 gerobak diantara gerobak lain yang berjejer di depan BS. Tanpa pilih-pilih, saya langsung memesan 1 porsi sate ayam. Proses pembuatan sate ayam (mentah) ini dengan dibakar diatas batu bara, kemudian dikipas-kipas (kipas dari anyaman bambu) agar cepat matang. Selama dibakar, sate dikecap (kecap manis) agar setelah matang, sate menjadi lebih manis dan berwarna agak kecokelatan. Sambil menunggu sate matang, si abang penjual, meracik bumbu kacang sebagai perpaduan rasa. Sate pun siap dihidangkan. (karena waktu itu saya makan di tempat lain, maka sate pesanan saya dibungkus).
Pertama kali yang saya cicipi saat membuka bungkus sate adalah bumbu kacangnya. Bumbu kacang yang tidak begitu kental, tidak begitu encer. Pas di lidah. Satenya pun enak apalagi jika sebelum dimakan, dilumuri terlebih dahulu dengan bumbu kacang. Kalau kurang kenyang, bisa juga ditambah nasi. Berikut perincian harganya.
1 porsi sate ayam (isi 10 tusuk) = Rp 15.000,00
Nasi = Rp 3000,00




Nah, selain bikin perut kenyang, sensasi bumbu kacangnya bikin mau lagi dan lagi. Cocok disantap untuk makan siang atau malam. Selamat mencoba :)

Kamis, 17 Desember 2015

Rumah Durian

Halo Foodie mania..

Lagi kepengen durian gak nih??
Dari seminggu yang lalu, saya kepengen banget makan durian. Bukan pengen lagi, tapi udah seperti orang ngidam. Hari itu, tepatnya hari Minggu tanggal 13 Desember 2015, saya ditemani partner saya hunting durian ke Mall Taman Anggrek. Kami langsung menuju supermarket yang ada di sana. Sampai di bagian buah, kami tanya pada seorang petugas disana "Mas, mau tanya, disini ada jual durian gak?" dan si Mas nya jawab, "Oh lagi kosong, Mas. (kebetulan yang nanya adalah partner saya) Lagi nggak musim," lanjutnya lagi.
Akhirnya kami memutuskan untuk pergi ke Central Park dan langsung menuju bagian buah di supermarket. Kemudian partner saya bertanya lagi pada salah seorang petugas di sana, "Mas, disini ada durian nggak?", lalu Masnya  jawab, " Lagi kosong, tuh, Kak. Biasanya ada sih.". Sayang sekali kali ini kami tidak dapat duriannya :( . Saya terus mencari info dimana tempat jual durian di Jakarta.

Kemarin saat saya searching tempat jual durian, ternyata eh ternyata ketemu juga. Dan tidak jauh dari tempat saya kuliah. Nama tempatnya adalah  Resto Durian Harum yang berlokasi di Jl. Raya Panjang No, 29, Kebon Jeruk, Jakarta Barat. Wah ini kesempatan bisa makan durian ^^. Saya mengabari partner saya dan ternyata dia juga mau ikut.

Hari ini, sepulang kuliah (jam 5 sore), saya dan partner bertemu di Binus Anggrek dan dari sana, naik M11 ke arah lampu merah (dari depan Binus ke kiri). Sesudah naik M11, saya bilang ke abangnya, "Bang, turun di perempatan Jalan Panjang." Karena saya dan partner jarang lewat jalan ini, jadi masih kurang paham area ini. Akhirnya abangnya kasih tahu, "Perempatan Jalan Panjang."Saya dan partner akhirnya turun. Setelah beberapa detik berdiri, saya menyadari ada yang berbeda. Ini mah pertigaan, bukan perempatan ==". Karena mau ngirit ongkos, kami memutuskan untuk jalan kaki. Kira-kira 20 menit berlalu. Kami bertanya pada penjaga warung dimana tempat yang jual durian. "Masih kesonoan lagi deket lampu merah pertama" sambil nunjuk ke arah ujung. Okay. Gapapa, masih kuat kok, masih langitnya terang (meskipun agak mendung begitu). Kami merasa sudah berjalan cukup jauh, tapi kok belum ada tanda- tanda jual durian ya? Kami memutuskan untuk bertanya pada tukang ojek yang lagi mangkal di pinggir jalan. Dia menjawab, "Masih jauh, di perempatan jalan. Mending naek B17 aja tuh (angkot warna merah), daripada jalan kaki, jauh.". Kami pun berterima kasih dan masih ingin melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Karena kami tidak tahu seberapa jauh lagi harus jalan kaki, akhirnya kami memutuskan untuk naik angkot B17. ==" Belum sampai 5 menit kami duduk di angkot, sudah sampai di perempatan Jalan Panjang. Di seberang kanan, ada Restoran khusus untuk menikmati santapan durian. Wooohoooo... Finally.. Sampai juga ke tempatnya. 

Banyak durian dijajakan disana. Tinggal dipilih. Ada Durian Monthong dan Durian Medan. Harganya pun berbeda. Durian Monthong berkisar 50 ribu- 55 ribu/ kilo. Durian Medan berkisar 45 ribu- 50 ribu/ kilo. Kami memutuskan untuk memilih durian monthong. Sebelum itu, kami minta cicipan terlebih dahulu. ^^
Pesanan Siap. Wooo..wanginya..enak sekali. Sebelum disantap, seperti biasa, saya meminta partner saya untuk memfoto saya serta durian yang akan kami santap. Tekstur nya yang lembut dan rasa yang meleleh di lidah membuat saya tidak berhenti untuk terus mengunyah. Luar biasa. Kalau dihitung dari jumlah bijinya, saya kurang lebih makan 4-5 buah. Sedangkan partner saya kurang lebih 5 buah atau lebih. Tempat makannya pun bersih, nyaman, ber- Ac lagi, membuat siapa saja yang menyantap durian di Resto ini merasa santai untuk menikmati hidangan.


(Me and My partner)