Jumat, 22 Januari 2016

Chicken Teriyaki khas Lorong Jaya

Lorong Jaya? Apa sih? Nama tempat atau restoran? Foodie mania tenang aja, yang namanya kuliner itu dimana saja dan kapan saja, dan nggak harus mahal. Nah kali ini foodilesia mengajak para pembaca ke daerah Kebon Jeruk, tepatnya di samping Kampus Binus Anggrek. Ada satu tempat makan yang paling digemari anak-anak kampus, yaitu Lorong Jaya. Di Lorong Jaya ini, kalian dapat menemukan segudang sajian makanan (banyak penjual makanan maksudnya), seperti aneka bakmi dan nasi goreng, aneka soto, dan aneka lauk lainnya dengan harga yang  tidak termasuk mahal, hanya berkisar antara 7 ribu- 20 ribu (cocok untuk kantong mahasiswa). Selain itu, ini yang penting, porsinya buanyaak ^^

Saya pun memutuskan untuk membeli makanan di Lorong Jaya. Saking bingungnya saya sampai mondar- mandir di sepanjang lorong untuk membaca ulang menu di setiap stand makanan. Akhirnya saya memutuskan untuk membeli Chicken Teriyaki ala Lorong Jaya tersebut. Dengan kecepatan tangan si penjual, sajian pun siap.Memang menggiurkan untuk langsung dinikmati. Campuran ayam, aneka baso, irisan sosis, dan paprika menambah keramaian menu utama disertai dengan saos teriyaki yang menggugah selera. Selain itu juga ditambahkan juga pangsit goreng sebagai pelengkap yang nggak kalah penting untuk menemani makan siang kali ini (sebagai pengganti kerupuk). Harga satu porsi Chicken Teriyaki ini adalah 13 ribu rupiah saja. Selain harganya terjangkau, porsinya pun bikin kenyang. Tunggu apa lagi ^^


Minggu, 17 Januari 2016

Shirayuki "White Snow"

Berapa banyak gerai makanan Jepang di Indonesia, khususnya di ibukota Jakarta? Tentunya banyak sekali jumlahnya. Masih menjelajah Ibukota, tepatnya di salah satu restoran di Jakarta Barat. Shirayuki “white snow” menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung. Mengapa? Penyajian makanan yang unik sehingga mengundang keingintahuan orang dalam mencicipi hidangan tersebut. selain tempatnya strategis karena banyak dilalui orang, juga bentuk-bentuk unik cara penyajiannya. Saat melihat menu, banyak sekali menu yang menarik untuk dicoba, membuat saya dan partner bingung mau memesan apa. Akhirnya kami memutuskan untuk memesan dessert Chocolate Parfait. Ketika pesanan kami disajikan (foto), waiter menyalakan sebatang kembang api sebagai penghias parfait. Nah, disinilah daya tarik pengunjung untuk mengabadikan moment menyalanya kembang api. Saya pun ikut mengambil foto bersama hidangan Shirayuki tersebut. 




Campuran chocolate ice cream, jelly, mochi, cornflakes dan red velvet di dalam sajian, membuat saya menjadi ingin makan lagi. Harganya memang terbilang cukup mahal. Chocolate parfait yang saya pesan tadi harganya Rp 38.000 (belum termasuk pajak + service), tetapi worth it kok dengan hidangannya. Selain itu masih banyak menu-menu lain yang menggugah mata dan selera. Hehehe.. Ada juga gulali (kapas) berbentuk boneka salju dengan hiasan topi, mata, mulut memakai rumput laut. Banyak orang tergiur untuk datang ke tempat ini untuk mengabadikan moment unik bersama dengan keluarga, teman, pasangan ditemani hidangan yang nggak kalah uniknya . Meskipun mahal, tetap banyak pengunjung , loh. Nah untuk yang mau mencoba lezatnya hidangan Shirayuki ini atau mau mengabadikan foto unik,  dapat berkunjung ke alamat di bawah ini.

Mall Taman Anggrek, unit G123 (ground floor)
Jl. Lejen S.Parman kav. 21
Jakarta Barat

Selamat mencoba :)

Sabtu, 16 Januari 2016

Yakitori ala Indonesia



Yakitori “Sate ayam” di setiap negara tentu mempunyai ke-khasan masing-masing. Dari proses pembuatannya, cara penyajiannya, juga rasanya. Sate ayam pada umumnya dibuat dengan cara daging ayam yang sudah dipotong kecil ditusuk dengan lidi panjang (panjang 1 lidi ± 18 cm, terbuat dari bambu, diameter tergantung masing-masing negara). Beda negara, beda juga cara penyajiannya. Umumnya, pembuatan yakitori di Jepang lebih menggunakan pemanggang (seperti di gambar). Size yakitori Jepang terlihat lebih besar dan daging dipotong kecil berbentuk persegi panjang (seperti gambar)






Lain halnya dengan Yakitori ala Indonesia. Kekhasan yakitori ala Indonesia adalah rasa dari racikan bumbu kacang yang begitu menggelitik lidah. Selain itu, sebagai pelengkap hidangan utama, bisa ditambahkan ketupat sebagai pengganti nasi. Pada tanggal 8 Januari (Jumat) lalu, saya bersama partner hunting makanan di sekitar Binus Square (BS). Mata saya langsung menangkap tulisan “Sate Ayam Madura” pada 1 gerobak diantara gerobak lain yang berjejer di depan BS. Tanpa pilih-pilih, saya langsung memesan 1 porsi sate ayam. Proses pembuatan sate ayam (mentah) ini dengan dibakar diatas batu bara, kemudian dikipas-kipas (kipas dari anyaman bambu) agar cepat matang. Selama dibakar, sate dikecap (kecap manis) agar setelah matang, sate menjadi lebih manis dan berwarna agak kecokelatan. Sambil menunggu sate matang, si abang penjual, meracik bumbu kacang sebagai perpaduan rasa. Sate pun siap dihidangkan. (karena waktu itu saya makan di tempat lain, maka sate pesanan saya dibungkus).
Pertama kali yang saya cicipi saat membuka bungkus sate adalah bumbu kacangnya. Bumbu kacang yang tidak begitu kental, tidak begitu encer. Pas di lidah. Satenya pun enak apalagi jika sebelum dimakan, dilumuri terlebih dahulu dengan bumbu kacang. Kalau kurang kenyang, bisa juga ditambah nasi. Berikut perincian harganya.
1 porsi sate ayam (isi 10 tusuk) = Rp 15.000,00
Nasi = Rp 3000,00




Nah, selain bikin perut kenyang, sensasi bumbu kacangnya bikin mau lagi dan lagi. Cocok disantap untuk makan siang atau malam. Selamat mencoba :)